Sumber Gambar: nasional.kompas.com
Judul Buku: Sebuah Biografi Andy Noya: Kisah Hidupku
Penulis: Robert Adhi KSP
Editor: Andina Dwifatma
Penerbit: Penerbit Buku KOMPAS
Tahun Terbit: 2015
Kita
mengenalnya sebagai Andy Noya, pembawa acara program “Kick Andy” yang selalu diidentikkan
dengan dirinya. Dalam program tersebut, Andy kerap mengundang tokoh-tokoh
inspiratif untuk ditampilkan kepada publik. Tokoh-tokoh yang menginspirasi
tersebut datang dari berbagai latar belakang dan ditampilkan ke hadapan publik
untuk memperlihatkan sisi baik kehidupan.
Bahwa masih ada perjuangan dan kebaikan yang menginspirasi di balik banyaknya
permasalahan kehidupan.
Andy
dikenal sebagai sosok yang dapat melontarkan pertanyaan-pertanyaan tajam kepada
tamu dalam acaranya, namun tetap dalam gaya yang santai. Bahkan Ia juga kerap
menyelipkan humor di balik pertanyaan-pertanyaan tajamnya itu untuk mencairkan
suasana.
Di balik
“panggung”nya yang banyak bercerita mengenai kisah kesuksesan orang lain,
rupanya Andy juga memiliki banyak cerita dalam panggung kehidupannya sendiri. Cerita-cerita
tersebut sangat inspiratif meskipun harus melewat perjalanan panjang, sehingga Ia dapat mencapai pada
posisinya saat ini.
Kisah Sewaktu Kecil
Kisahnya dimulai dari masa kecil Andy yang kerap
mendapatkan perlakuan diskriminasi karena alasan Ia anak keturunan Belanda,
saat itu memang semangat melawan penjajahan Belanda dari arek-arek Jawa Timur
masih cukup kental. Tidak berhenti di situ, cobaan hidup juga dialaminya
setelah ayah dan ibunya berpisah, sehingga Ia harus menjalani masa-masa sulit
untuk pindah satu tempat ke tempat lainnya mulai
dari Surabaya, Malang, Jayapura, hingga Jakarta.
Pada waktu perpindahan dari
satu tempat ke tempat lainnya tersebut Andy banyak mengenal kawan. Mulai dari
yang membawanya pada dunia yang gelap hingga kawan yang menginspirasi. Tidak
sedikit cerita ditemukan bahwa pada masa kecilnya Andy sempat menjadi anak yang
nakal, selain karena minimnya pengawasan orang tua, juga karena dukungan dari
kawan-kawannya. Puncak kenakalannya itu hampir mengarah ke tindakan kriminal. Ajaran
tindakan kriminal ini didapatkannya dari kawanan ‘geng tiga bersaudara’, yang di
kemudian hari sempat membuat Andy babak belur karena berusaha untuk meninggalkan
kawanan ini.
Karir Cemerlang Andy
Minatnya
pada bidang jurnalistik sudah terlihat semenjak Ia menduduki bangku Sekolah
Dasar, kekuatan itu tumbuh bersama dengan dukungan moral seorang guru yang
hingga sampai detik ini selalu diingat oleh Andy. Ialah ibu Ana, guru SD Andy
yang memiliki pengaruh besar pada minat Andy di bidang jurnalistik. Saat Andy
kalah dalam kompetisi antar kelas, Ibu Ana datang menghampirinya dan menguatkan
Andy untuk tidak bersedih, Ia mengatakan bahwa Andy anak yang pandai dan
memiliki talenta dalam menulis. Jika dikembangkan, suatu saat nanti Andi bisa
menjadi wartawan katanya.
Setelah lulus dan menjadi
lulusan terbaik dari salah satu Sekolah Teknik Menengah (STM) di daerah Jakarta, Andy mendapat tawaran beasiswa
untuk bersekolah di IKIP Padang, namun keinginannya untuk menjadi wartawan lebih
besar dan semakin meledak ketika Ia membaca artikel mengenai Sekolah Tinggi
Publistik (STP) di sebuah majalah.
Saat masuk ke Sekolah Tinggi
Publisistik ini, keinginan untuk terjun langsung ke dunia jurnalistik Andy semakin
tinggi. Ia mulai menjadi reporter kontrak untuk proyek buku Grafitipers, “Apa
dan Siapa Orang Indonesia”. Pada kesempatan itulah Ia menunjukkan kemampuannya
dalam menulis dan berhasil mewawancarai sejumlah orang penting di Indonesia. Kelak
Ia juga dimintai bantuan untuk menjadi editor dalam proyek ini.
Andy memiliki pengalaman
jurnalistik yang cukup beragam. Karirnya dimulai pada saat pertama kali Ia
mencoba masuk di harian ‘Prioritas’, namun karena alasan surat izin penerbitan
yang mandek, akhirnya Andy memilih mencoba kembali di media ekonomi ‘Bisnis
Indonesia’. Setelah bekerja di ‘Bisnis Indonesia’, Ia kemudian pindah ke
majalah ‘Matra’ yang isinya mengenai gaya hidup. Setelah selesai pada majalah ‘Matra’
ini, Andy bekerja pada perusahaan yang dimiliki Surya Paloh, mulai dari media cetak
harian hingga pada media elektronik.
Percobaannya untuk masuk ke
harian Prioritas kala itu membawa pertemuan Andy dengan pemilik media yang Ia
sebut mirip dengan “Che Guevera” itu. Setelah perkenalan dengan Surya Paloh
tersebut, kisah mengenai kehidupan Andy ini banyak berisi cerita tentang ketika
Ia bekerja dengan Surya Paloh. Mulai dari ‘Media Indonesia’ hingga akhirnya
keluar ide dari Surya Paloh untuk membangun ‘Metro Tv’.
Andy dalam buku biografinya ini
banyak memberi ruang untuk bercerita mengenai Surya Paloh. Ia menuturkan bahwa
Surya Paloh adalah pemimpin yang egaliter dengan bawahannya. Dibuktikan dari
hasil-hasil perdebatan antara Andy dan Surya Paloh, meskipun Surya Paloh adalah
atasan Andy, Ia banyak menerima masukan dari Andy. Bahkan bukan hanya Andy saja,
namun juga dari bawahan-bawahannya yang lain.
Pengalaman di bidang
Jurnalistik Andy yang cukup panjang membuat idealismenya semakin kokoh. Ia selalu
berjanji pada dirinya sendiri untuk memegang teguh prinsip-prinsip dasar yang
sudah lama Ia tekuni, termasuk pada permasalahan pemberian amplop yang kerap
dilakukan narasumber. Dengan tegas ia akan menolaknya. Hal ini juga ia terapkan
ketika ia memimpin, di saat ada anak buahnya yang mencoba bermain dengan masalah
amplop tersebut, Ia tak akan segan-segan mengeluarkan anak buahnya meskipun itu
kawan baiknya atau bahkan anak emas sang pimpinan.
Pada akhir buku ini,
diceritakan bahwa Andy memulai kehidupan lainnya sebagai pegiat sosial, untuk
membantu orang-orang yang membutuhkan. Sebenarnya pekerjaan sosial sudah
dilakukan sebelumnya melalui ‘Kick Andy
Foundation’ , namun Ia dan istrinya kemudian membangun kembali komunitas
baru yang dibiayai dari kantong pribadinya.
Pemaparan Realitas
Banyak kisah-kisah terselip
dalam buku ini yang menggambarkan realitas kehidupan sesungguhnya. Misalnya mengenai
kasus “suap” yang Andy saksikan sendiri dari guru STM-nya pada masa Ujian
Akhir. Kemudian ketika tumbuh dewasa, praktek “suap” ini rupanya muncul juga di
dunia Ia bekerja sebagai jurnalis. Kisah-kisah Andy yang dipaparkan dalam buku
ini mengajarkan kepada pembaca bahwa dalam menghadapi permasalahan seperti ini,
seseorang harus memiliki prinsip hidup yang kuat dan juga ketegasan. Terutama kasusnya
saat seseorang menjadi Jurnalis yang dituntut untuk menjadi netral, saat Ia
memiliki ‘hutang budi’ pada satu pihak, Ia akan sulit untuk menjadi objektif.
Buku ini juga banyak
menceritakan mengenai permasalahan nasional dan bagaimana sudut pandangnya dari
segi jurnalistik. Misalnya dalam bercerita kasus bentrok kedua kubu PDIP pada
27 Juli 1996 dan pada masa referendum Timor-Timor, dari kedua kasus nasional
ini Ia sebutkan bahwa media harus memiliki sikap. Memiliki sikap bukan berarti
membela semaunya, namun dalam konteks ini adalah membela yang benar dengan pemberitaan
harus tetap objektif. Pembaca dibuat bukan hanya membaca kisah hidup Andy,
namun juga mendapatkan informasi bagaimana menegakkan idealisme bersama di atas
sebuah kasus yang penuh dilema. Apalagi saat permasalahan PDIP itu masih di
bawah kuasa rezim orde baru.
Pemaparan
pada buku ini banyak menunjukkan realitas lainnya yang dekat dengan kehidupan masyarakat
seperti kemiskinan, dijabarkan lewat kisah Andy melalui gaya penulisan buku
yang mudah dicerna. Sudut pandang “aku” membuat seakan-akan Andy adalah penulis
dari buku ini dan dekat dengan pembaca. Pembagian tulisan dalam sub judul
membuat emosi pembaca turun naik. Jika diawali dengan cerita yang menyedihkan,
penulis kemudian mampu membagi dan menyelipkan guyonan dalam sub-bab tulisan-tulisan
yang terkesan ‘tidak ada kaitannya’, padahal itulah yang membuat emosi pembaca
naik turun.
Sayangnya,
alur waktu pada buku ini masih belum terlalu jelas. Waktunya maju mundur dan
tidak diberikan konteks waktu yang jelas. Sehingga pada beberapa bagian dapat menimbulkan
kebingungan pembaca. Namun kekurangan ini juga tidak mengurangi substansi buku,
karena buku ini telah mampu memberikan banyak manfaatnya dan mampu menjabarkan
jawaban atas tujuan untuk menginspirasi orang lain.
Cool bung...
BalasHapuswoaaa thanks hong! gak nyangka ada yang bacaaa :D
Hapus