Putih
terlalu terang dan hitam terlalu gelap, hari ini Saya berdiri pada persimpangan
jalan. Untuk mengucap halo pada seseorang dan mengucap selamat tinggal ketika
Ia mulai kembali pada kehidupannya.
Tapi
kemudian Saya sadar, hidup bukan hanya mengenai orang lain. Tapi bagaimana Saya
sendiri merasa senang. Mungkin saja saat ini Saya sedang berada pada
persimpangan jalan orang lain. Mencoba untuk tetap tinggal, dan nyatanya
diam-diam Saya beranjak pergi meninggalkan orang tersebut.
Saya
belum bisa memilih apakah kanan adalah selalu hal yang baik atau kiri adalah
selalu hal yang buruk, seperti saat kecil kita diajarkan bagaimana tangan yang
bagus untuk makan. Setahu Saya itu hanya konstruksi. Saya juga tidak tahu
apakah putih selalu terang dan hitam selalu gelap seperti yang Saya sebutkan
sebelumnya.
Saya
bimbang. Tapi yang Saya tahu, Saya sedang jatuh cinta pada diri Saya sendiri. Pada
sesuatu yang telah lama terpendam di diri Saya. Kebebasan. Beberapa tahun
terakhir, Saya mencoba mencari sendiri apa artinya kebebasan dan pada hari ini
Saya puas dengan kebebasan yang Saya definisikan itu sendiri. Menulis dengan
liar, bercengkrama dengan jiwa dan pikiran Saya sendiri, berbicara pada
seseorang yang mencintai Saya sejak Saya lahir.
Akhirnya,
Saya tuliskan tulisan ini untuk siapapun yang mencari di mana Saya berada. Saya
masih di sini, di persimpangan jalan kalian. Semoga kalian berkenan tetap dan menjadi
kawan Saya dalam pikiran Saya, seperti halnya dua arah yang kemudian akan kembali meski menapak pada jalannya masing-masing, seperti seseorang yang merindukan rumahnya sehingga Ia tahu ke mana harus pulang.