Jika berjalan-jalan ke Tangerang, tidak lengkap rasanya jika
kita tidak mencicipi makanan-makanan yang ada di kota ini. Karena memang di
kota ini, terdapat banyak sekali kuliner yang dapat kita kunjungi satu-persatu.
Banyak lokasi yang menyediakan kuliner-kuliner terkenal di Tangerang, mulai
dari kuliner kaki lima hingga kuliner yang sudah masuk ke dalam mall.
Penyebarannya pun cukup jauh. Tapi biasanya di tiap daerah di kota ini, akan
ada satu lokasi di mana semua kuliner-kuliner tersebut bisa kita datangi. Untuk
lokasi kuliner kaki lima, pusat terlengkapnya bisa kita temui di pasar lama,
Tangerang. Kalau pagi kita berkunjung ke pasar ini, kita akan menemukan
beberapa makanan seperti lontong sayur, bubur ayam, sampai nasi bakar. Kue-kue
basah juga dijajarkan rapih di sana, mulai dari jajanan khas Tangerang, sampai
jajanan daerah semua ada di sana. Ditambah lagi, kalau pagi-pagi kita ke sana,
kita bisa sekaligus menikmati berbelanja pagi di dalam pasar yang berjualan
bahan-bahan makanan mentah. Bahkan ada juga yang membuka rumah makan yang
menjual sate dan juga es khas Tangerang di dalam pasar tersebut.
Dari sekian banyak makanan yang dijual dan ramai dikunjungi,
ternyata ada makanan yang benar-benar memang berasal dari daerah Tangerang
sendiri. Yang pertama adalah laksa khas Tangerang dan juga nasi jagal.
Mendengar nama laksa mungkin tidak asing lagi di pikiran kita, tapi siapa yang
sangka rasa dari makanan khas Tangerang ini tidak kalah enak dari laksa di kota lain.
Mendengar kata laksa, sepertinya tidak asing lagi di telinga
kita. Karena memang makanan ini sudah terkenal sebelumnya menjadi makanan khas
melayu. Tidak banyak perbedaan dari kedua makanan yang berasal dari daerah yang
berbeda. Sama-sama berlemak menggunakan santan untuk kuahnya. Tapi, sebenarnya
jika kita benar-benar ingin mengetahui apa perbedaan dari kedua makanan beda
asal ini, kita harus mencobanya dan hasilnya kita akan menemukan perbedaan rasa
dari kedua makanan ini.
Menyantap laksa rasanya kurang pas jika tidak tahu bagaimana
sejarah laksa ini, dan apa perbedaan dengan laksa dari melayu. laksa ini adalah
makanan khas peranakan masyarakat Tionghoa dan Melayu. Terdapat dua jenis laksa
Tangerang, yang pertama adalah Laksa Nyai dan Laksa Nyonya. Laksa Nyai dibuat
oleh kaum pribumi asli Tangerang, sedangkan Laksa Nyonya, dibuat oleh kaum
peranakan Tionghoa di Tangerang. Sebenarnya, laksa kota Tangerang ini telah
berkembang sejak ratusan tahun lalu, tapi sayangnya sampai saat ini belum ada
yang membukukan sejarah lahirnya laksa di kota ini. Pada tahun 1970-an, laksa
banyak dijajakan oleh pedagang sembari keliling kota Tangerang, namun seiring
perkembangan zaman, laksa mulai tergeser dengan jenis makanan lain yang cepat
dimasak, dan jauh lebih murah. Sehingga pada 20 tahun yang lalu, makanan khas
Tangerang ini sempat hilang dari peredaran. Tepat setelah tahun 2000an, makanan
ini mulau muncul kembali di banyak tempat, apalagi ternyata rasanya yang memang
sudah punya tempat di hati masyarakat Tangerang, ditambah lagi dukungan
pemerintah setempat yang mencoba mengembangkan kembali kuliner dan budaya khas
Tangerang.
Berbeda dengan jenis laksa khas melayu yang biasanya
menggunakan ikan untuk kuahnya, laksa Tangerang menggunakan kuah sayur bersantan
yang ditambahkan kacang hijau, daun kucai, dan juga sambal serundeng (olahan kelapa parut). Warna kuahnya juga tidak terlalu
kuning seperti kuah laksa betawi ataupun laksa melayu. Perbedaan lainnya adalah
pada mie yang digunakan. Jika biasanya laksa hanya menggunakan mie biasa, laksa
khas Tangerang ini menggunakan mie yang terbuat dari beras, jadi rasanya tidak
terlalu lemas seperti mie pada umumnya, tapi juga tidak terlalu kaku. Ketika
kita memesan satu porsi laksa khas Tangerang, tidak lengkap rasanya jika tidak
ditambahkan ayam atau telur rebusnya. Bisa dilihat ayamnya tidak langsung
direbus bersama dengan kuah laksanya, namun dibakar terlebih dahulu. Maka dari
itu, rasa ayamnya lebih gurih ditambah
dengan serundeng yang sudah digabung
di dalam kuahnya. Perpaduan ini membuat makanan laksa khas Tangerang terasa
lebih gurih dan nikmat. Komposisi kuah, isi, dan juga mie di
dalam laksa tangerang inilah yang akhirnya membuat rasa laksa tangerang berbeda
dengan laksa dari daerah lainnya. Laksa tangerang biasanya lebih terasa kasar,
tapi juga lembut ketika berada di lidah kita. Kolaborasi antara kuah
surendengnya dengan tekstur mie yang tidak halus membuat rasanya juga semakin
gurih.
Tidak sulit untuk menemukan
lokasi penjual laksa khas Tangerang ini. Di pasar lama, biasanya ada yang
menjual di pagi hari. Tapi, kalau hari sudah mulai berganti siang, kita bisa
datang langsung ke lokasi penjual makanan khas tangerang ini berkumpul.
Tepatnya di jalan raya Moh. Yamin Tangerang (persis di depan LP perempuan). Di
lokasi ini, kita bisa menemukan banyak penjual laksa khas Tangerang, hanya
tinggal selera kita untuk memilih yang mana.
Ada satu lagi makanan khas
Tangerang yang tidak begitu familiar di mata masyarakat awam. Lokasi
penjualannya yang cukup jauh juga membuat makanan ini kurang begitu dilirik
oleh masyarakat Tangerang di daerah selatan, maupun kabupaten. Nama dari
makanan ini adalah nasi jagal. Kenapa dinamakan nasi jagal? Karena biasanya
lokasi penjualan nasi ini selalu berada di depan tempat jagal hewan (sapi
ataupun kambing). Aslinya bentuk makanan ini nasi yang disiram dengan kuah
manis, namun sekarang ini banyak rumah makannya yang memperbarui menjadi nasi
goring jagal, dengan bumbu dan rasa yang hampir sama dengan nasi jagal polos.
Harganya tidak begitu mahal, karena memang isi dari kuahnya ini bukan hanya
daging asli, tapi juga ada campuran bagian lain dari sapi, yang membuatnya
semakin berlemak.
Komposisi dari nasi jagal
ini adalah nasi putih, disiram dengan kuah nasi jagal yang rasanya mirip-mirip
seperti abon sapi, tapi juga ada rasa seperti kuah semur (karena memang
menggunakan kecap ketika memasaknya), lalu bagian-bagian sapi, dan tambahan
bawang goreng serta kerupuk udang. Kurang pas rasanya jika makan nasi jagal
tanpa sambal yang dibuat oleh si penjual. Justru seni makan nasi jagal ada di
sambalnya. Sambalnya khas pedas, tanpa campuran tomat. Sambal ini juga bisa
membuat rasa nasi jagal yang awalnya manis berubah menjadi sangat-sangat pedas.
Untuk lokasi penjualannya, memang sedikit sulit untuk ditemui. Warung-warung yang
berjejer ini bisa kita temukan di depan dinas peternakan kota Tangerang,
kecamatan Bayur. Lokasinya tepat berada di belakang bandara Soekarno Hatta dan juga
melewati pintu air 10 di belakang gedung Cisadane kota Tangerang.